Senin, 18 April 2016

Kenapa?

I will answer a lot of questions from my teachers, my friends, my sister, and my brothers about “Why?”, “What?”, “How”, “When?”, etc. I think they are so curious about made of my story, hehe.. Well, these are questions and  my answers.

Pertanyaan pertama ini adalah yang sering ditanyakan, dari mulai guru-guru saya di sekolah sampai adek-adek gemez. Sebenarnya siapa yang sudah memberimu inspirasi untuk menulis terutama tentang ‘cinta’? Mungkin orang yang bersamamu saat ini adalah orang yang beruntung karena selalu diberi kata-kata romantis, hehe..
Ø  Ketika ada orang (siapa pun itu) yang bertanya seperti ini, sebenarnya saya juga bingung untuk menjawab, kadang hanya dijawab dengan senyuman tiga jari. Kalau berbicara tentang cinta, buat saya semua hal dari saat mata saya terbuka sampai menutup lagi berarti saya sudah banyak merasakan tentang cinta. Misalnya, kasih sayang orang tua yang saya dapatkan, ketika saya berjalan dan melihat para dermawan memberi makan anak jalanan, atau sepasang suami-isteri yang sangat menjaga satu sama lain. Mungkin untuk yang lebih spesifik tentang ranah pribadi saya, apakah ada seorang pria yang spesial sehingga tulisan saya selalu berwarna tentang indahnya cinta? Semua orang pasti pernah merasakan apa itu cinta, apa lagi saat umur beranjak lebih dari 17 tahun, saya pun seperti itu. Ketika saya sedang menulis berarti saya sedang mersakan jatuh cinta. Lalu, setiap tulisan yang kamu buat setiap hari tandanya kamu sedang jatuh cinta setiap hari juga? Iya, saya selalu jatuh cinta setiap hari dengan keadaan. Saya jatuh cinta ketika melihat nenek dan kakek (almarhum) saya begitu sabar menjalani hari tuanya, meskipun kakek sudah tidak bisa berdiri dengan gagah selayaknya puluhan tahun lalu tapi nenek tetap setia mengurusi suaminya itu, menyuapi makan, mengajak berbicara, mengusap wajahnya saat peluh mengalir, dan sebagainya. Saya selalu jatuh cinta terhadap situasi jalanan yang mengajarkan saya apa itu arti bersyukur kepada Tuhan. Saya selalu jatuh cinta saat hujan turun atau malam memberi dingin yang menusuk jantung. Kemudian, bagaimana dengan kata-kata yang romantis? Saya adalah seorang yang memiliki khayalan tinggi, lalu saat menulis saya mengandalkan hal itu. Saya mencoba untuk menjadi seseorang, merasakan sebuah kisah yang diserap dari hati kemudian saya bayangkan betapa indahnya jika sepasang kekasih melakukan hal yang demikian (sebuah perhatian sederhana, pelukan hangat dalam sebuah do’a, bersenandung dalam melodi yang sama, saling menjaga). Mungkin saya ingin memberitahu bahwa sebenarnya cinta itu sederhana, tentang penantian yang tidak dipaksakan, tentang menurunkan ego masing-masing sehingga tidak ada pertengkaran, bukan tentang bunga yang dikirim setiap hari tapi tentang seberapa besar pengorbananmu untuk bertemu saat rindu itu muncul ke permukaan, tentang kesetiaan yang dibalut kejujuran, tentang apa adanya dirimu dan pasanganmu sehingga saling menemukan kekurangan dan kelebihan lalu saling melengkapi, tentang mempercayai sebuah kata ‘semangat’ yang sebenarnya sangat berharga, tentang sebuah kesabaran yang dibalut kasih sayang, sampai tentang sebuah ke-ikhlasan untuk melepas (bukan berjodoh atau karena dipanggil Tuhan), dan tentang memperjuangkan satu sama lain (bukan hanya kamu yang berlari dan terjatuh). Intinya, saya hanya ingin pembaca saya tahu bahwa True Love is beautiful.

Kenapa kamu suka menulis? Sejak kapan? Lalu kenapa kamu tidak memiliki buku sendiri? Misalnya mencoba untuk membuat sebuah novel atau cerita nyata dari sebuah kehidupan.
Ø  Sejak saya berada di bangku Sekolah Dasar, saya sudah suka dengan puisi, saya selalu mengisi acara di Hari Kemerdekaan Indonesia. Meskipun hanya panggung kecil Rt atau Rw. Mama saya yang mengenalkan tentang apa itu puisi. Lalu, saya pernah diikutsertakan dalam perlombaan puisi antar kelas tapi sayangnya saya tidak juara karena sebenarnya saya seorang yang demam panggung dan mudah down saat lawan saya tampil lebih bagus dibanding saya. Kemudian, saya mencoba untuk membuat puisi sendiri, walaupun masih dengan kata-kata yang sederhana (ya maklum saya masih SD, hehe..). Tema puisi saya tidak jauh tentang guru, Ibu, dan Ayah. Puisi yang pertama kali saya baca adalah karya Chairil Anwar dan Beliau lah yang telah memberi saya inspirasi untuk tetap menulis. Beliau mati muda tapi namanya tidak pernah mati, Beliau tetap hidup dengan karyanya yang tidak pernah usang dimakan jaman.
Ø  Saat saya berada di bangku Madrasah Aliyah, saya bertemu dengan seorang pria (teman satu kelas 10) dia telah membangkitkan gairah menulis saya up lagi. Diusut-usut, ternyata dia juga senang menulis fiksi, tulisannya sangat menyentuh hati, gaya bahasanya yang menjadi ciri khas. Kemudian saat gairah menulis saya naik, saya mencoba untuk membuat sebuah novel, seiring berjalannya waktu terciptalah kurang lebih 150 lembar dari kertas ukuran A4. Hanya bermodalkan nekat dan semangat untuk membelikan kado spesial untuk Ayah (kebetulan bertepatan dengan bulan ulang tahun Ayah) akhirnya saya kirim naskah novel itu ke salah satu penerbit yang ada di Jogja. Tidak lama menunggu, hanya 2 minggu, penerbit itu menghubungi saya di jam pulang sekolah saat saya sedang berada di kantin bersama teman-teman. Saya sangat senang karena telepon itu asalnya dari penerbit tapi bukan rezeki namanya, mereka meminta maaf karena hasil tulisan saya belum layak dijual. Saya mencoba untuk tegar namun apa daya pada saat itu saya hanyalah anak baru remaja yang masih rapuh walau tertiup angin kecil—air mata itu tak dapat terbendung. 2 orang teman saya berusaha untuk menenangkan dan memeluk saya dari belakang. Hati saya berbisik, maaf Pap belum bisa ngasih kado dari uang sendiri. Semenjak saat itu saya mencoba untuk menulis sebuah novel kembali namun entah apa hati saya belum mau membuat itu. Sampai akhirnya, saya lebih senang membuat sebuah cerpen atau secarik puisi. Tidak masalah, hitung-hitung belajar untuk mengolah kata dan memperbanyak kosa kata yang lebih indah.

Kenapa untuk kuliah kamu memilih untuk mengambil Bahasa Inggris? Kenapa tidak Sastra Indonesia?
Ø  Mengambil jurusan Sastra Indonesia adalah cita-cita saya sejak saya berada di Madrasah Aliyah. Saya sangat yakin bahwa saya akan sangat menikmati kuliah saya nantinya jika memilih jurusan itu. Kembali lagi pada ridho orang tua adalah ridho Tuhan, apa pun kata mereka berarti itu insya allah baik untuk saya ke depannya. Awalnya saya berontak namun semakin saya berfikir bahwa mungkin mengambil jurusan Bahasa Inggris itu lebih baik untuk saya. Toh, saya masih bisa menulis dan bisa memperlajari sendiri dari teman-teman saya yang memiliki hobi sama atau mengambil jurusan Sastra Indonesia. Hal baiknya, saya harus yakin agar tulisan saya bisa sampai ke luar negeri dengan mengambil jurusan Bahasa Inggris. Ya, kadang apa yang kamu fikirkan itu baik belum tentu baik kata Tuhan tapi jika Tuhan sudah mengatakan itu baik untukmu, maka jalanilah apa yang ada di depan mata dengan sebaik-baiknya, bersyukur dengan apa yang telah kamu miliki, dan tetaplah tersenyum oleh takdir, maka takdir akan menuntunmu ke arah yang benar, insya allah.

Kapan biasanya kamu menulis? Apa kamu punya waktu-waktu khusus?
Ø  Buat saya setiap detik adalah waktu yang tepat untuk menulis. Sebenarnya ada waktu khusus, seperti nama blog saya ‘Coretan si Pemuja Malam’ jadi saya lebih suka menulis di malam hari dalam keheningan. Maka dari itu, kata orang semakin malam semakin bapper atau semakin malam berarti semakin galau, buat kamu yang suka galau  jangan tidur larut ya, hehe.. Saya pernah menulis di bus menuju Cikampek, dari perjalanan yang hampir 4 jam itu, saya bisa membuat satu cerpen yang diketik di handphone atau pada saat di kereta ketika mata saya centil untuk melihat keadaan di luar gerbong, mungkin sebuah atau 2 buah puisi. Jadi, setiap detik adalah waktu yang tepat untuk menulis.

Katanya, tulisan yang kita buat itu adalah cerminan dari pribadi kita? Padahal awalnya saya sempat enggak percaya kalau kamu yang punya blog Coretan si Pemuja Malam ini, soalnya gaya berpakaian kamu yang ternyata hanya menjadi tipuan mata. OMG!
Ø  Untuk pertanyaan yang satu ini dari teman saya, respon pertama saya adalah tertawa puas, hahahahaha.. Iya, penampilan saya memang tidak sefeminin wanita-wanita di luar sana. Saya lebih senang berpenampilan sederhana dan apa adanya, sekalipun saya sedang jatuh hati kepada seorang pria. Tulisan yang kita buat memang bisa jadi cerminan dari dalam diri sendiri, mungkin lebih ke gaya bahasa apa yang kita pakai. Kadang ada tulisan yang sebenarnya romantis tapi terlihat kaku atau lebih mendayu-dayu dan terlihat lebih tulus. Ya sebagai pelajaran saja, bahwa jangan menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja karena kenyamanan dan keistimewaan itu datangnya dari dalam hati, don’t judge people who you don’t know because its not fair. Bukan hanya tulisan tapi apa yang kita baca dan dengarkan itu juga termasuk dari cerminan diri seseorang. Jadi, peka lah terhadap dirimu sendiri dan orang lain.

Kenapa kamu lebih memilih menulis? Apa alasannya untuk saat ini? Padahal banyak hobi yang bisa kamu kerjakan, apa lagi yang saya tahu kamu adalah orang yang bisa dibilang kreatif untuk mengerjakan sesuatu.
Ø  Aamiin.. oke pertama saya tidak bisa berolahraga dengan baik (saya tidak suka karena itu bisa membuat saya merasa sangat lelah, hehe..). Kemudian, saya bisa masak bahkan katanya masakan saya enak apa lagi untuk kue dan roti tapi sayangnya saya tidak hobi memasak, hehe.. Yang ketiga, untuk melakukan kerjaan animasi di komputer, saya adalah tipe orang yang mudah frustasi jika terlalu lama tidak bisa mengerjakan dan tidak ada yang membantu saya akan merasa sangat  sedih dan membuat kepala saya sakit, wkwk, oops! Yang keempat, saya suka musik, sempat bisa memainkan gitar di jaman SMP tapi sayangnya itu tidak berjalan lama karena saya hanya bisa melatih permainan gitar di luar rumah, sedangkan saya juga jarang berada di luar rumah kecuali sekolah. Maka dari itu saya lebih memilih untuk menulis. Haha.. kurang puas dengan jawabannya? Oke lebih lanjut. Seperti yang saya katakan di jawaban sebelumnya tentang Chairil Anwar, Beliau mati muda tapi karyanya tetap hidup sampai sekarang. Dari situ saya berfikir bahwa sesuatu hal yang bernyawa cepat atau lambat akan kembali pada Sang Pencipta. Kita enggak tahu kapan kita akan kembali pada-Nya. Buat saya, kematian itu berarti akhir dari segalanya (meskipun nanti ada kehidupan baru) karena saya tidak akan bisa lagi menemani untuk menghibur teman-teman atau semua orang yang ada di sekeliling saya yang sedang bersedih, jadi biarlah tulisan saya yang menjadi pengobat lara. Seniman, biarkan kami mati tapi bukan karya kami. Itu salah satu kalimat dalam cerpen saya yang berjudul ‘SKETSA’. Kemudian, banyak kata yang tidak bisa diucapkan oleh lisan, terasa sangat sulit dan kikuk untuk mengutarakan, maka menulislah sehingga beban dalam hatimu hilang, katakan walau dalam kata yang tersirat sehingga seseorang itu sadar bahwa dia ada di dalam hatimu.

Apa aku bisa nulis kaya kamu? Kata-kata aku terlalu biasa aja kayanya. Kalau aku baca tulisan kamu itu seperti aku lagi terjun ke dalam sebuah kisah itu. Apa kamu punya tips?
Ø  Aamiin.. semua orang bisa menulis kok, asal mau memulai dan terus belajar. Jangan malas untuk membaca karya orang lain dan karya favorit kamu. Saya juga masih belajar, masih dapat kritikan dari pembaca cspm, kalau saya sudah mahir mungkin nama saya sudah terkenal di toko buku se-Indonesia, hehe.. Tips dari saya, menulislah dari hatimu, kamu menulis karena kamu mencintai tulisanmu, rasakan dengan tulus setiap perasaan yang sedang kamu rasakan setaip sedang berhadapan dengan kertas dan pena. Jangan berhenti untuk menulis karena itu bisa membuat tulisanmu kaku kembali. Terus pelajari alurnya sehingga kamu bisa memainkan ceritamu seperti ombak di tengah lautan. Buat outline kalau kamu suka berantakan dalam mengambil keputusan ‘akan dibawa kemana cerita ini?’ Terus semangat untuk meminta kritikan dan masukan dari pembaca cerita kamu. Jangan menulis karena uang, toh, kalau tulisanmu sudah menjadi favorit setiap pembaca maka dengan sendirinya hal itu akan menjadi daya tarik jual. So, let it flow.


Ok guys! Saya sudah menjawab dari pertanyaan-pertanyaan di atas ya. Mohon maaf karena hanya beberapa pertanyaan yang bisa saya post karena sebagian dari pertayaan kalian bit more privacy of me. Saya sangat menghargai keingin-tahuan kalian yang selalu menyemangati dan menjadi pembaca setia dari blog Coretan si Pemuja Malam. Terimakasih untuk segalanya, karena kalian adalah alasan mengapa saya tetap menulis. Semoga jawaban saya dapat berkenan di hati kalian semua. Saya selalu menunggu kritik dan saran apa pun untuk membuat tulisan saya semakin lebih baik. Jangan bosan untuk membaca blog cspm ya dan follow instagramnya @cspm_you @ersabest . See you! 

2 komentar:

  1. kaka kalo boleh tanya, siapa sosok pria yang sering kaka ceritain si cerpen / puisi kaka? pacar kah? teman kah? gebetan kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh dong.. seperti yang sudah ditulis di atas pasti ada orang spesial, mungkin seseorang yang saya kagumi tapi tidak semua karena cerpen itu adalah fiktif jadi hanya sekedar cerita. Gebetan ya?Saya enggak punya gebetan karena apalah arti dari kata 'gebetan'? Hanya dekat tapi tanpa status? Duh, saya enggak akan tega dan saya pun enggak akan mau dibilang 'gebetan'sama siapa pun:)

      Hapus