I will answer a lot
of questions from my teachers, my friends, my sister, and my brothers about “Why?”,
“What?”, “How”, “When?”, etc. I think they are so curious about made of my
story, hehe.. Well, these are questions and my answers.
Pertanyaan pertama
ini adalah yang sering ditanyakan, dari mulai guru-guru saya di sekolah sampai adek-adek
gemez. Sebenarnya siapa yang sudah memberimu inspirasi untuk menulis terutama
tentang ‘cinta’? Mungkin orang yang bersamamu saat ini adalah orang yang
beruntung karena selalu diberi kata-kata romantis, hehe..
Ø
Ketika ada orang (siapa pun itu) yang bertanya seperti ini, sebenarnya
saya juga bingung untuk menjawab, kadang hanya dijawab dengan senyuman tiga
jari. Kalau berbicara tentang cinta, buat saya semua hal dari saat mata saya
terbuka sampai menutup lagi berarti saya sudah banyak merasakan tentang cinta. Misalnya,
kasih sayang orang tua yang saya dapatkan, ketika saya berjalan dan melihat
para dermawan memberi makan anak jalanan, atau sepasang suami-isteri yang
sangat menjaga satu sama lain. Mungkin untuk yang lebih spesifik tentang ranah
pribadi saya, apakah ada seorang pria yang spesial sehingga tulisan saya
selalu berwarna tentang indahnya cinta? Semua orang pasti pernah merasakan
apa itu cinta, apa lagi saat umur beranjak lebih dari 17 tahun, saya pun
seperti itu. Ketika saya sedang menulis berarti saya sedang mersakan jatuh
cinta. Lalu, setiap tulisan yang kamu buat setiap hari tandanya kamu sedang
jatuh cinta setiap hari juga? Iya, saya selalu jatuh cinta setiap hari dengan
keadaan. Saya jatuh cinta ketika melihat nenek dan kakek (almarhum) saya begitu
sabar menjalani hari tuanya, meskipun kakek sudah tidak bisa berdiri dengan
gagah selayaknya puluhan tahun lalu tapi nenek tetap setia mengurusi suaminya
itu, menyuapi makan, mengajak berbicara, mengusap wajahnya saat peluh mengalir,
dan sebagainya. Saya selalu jatuh cinta terhadap situasi jalanan yang
mengajarkan saya apa itu arti bersyukur kepada Tuhan. Saya selalu jatuh cinta
saat hujan turun atau malam memberi dingin yang menusuk jantung. Kemudian,
bagaimana dengan kata-kata yang romantis? Saya adalah seorang yang memiliki
khayalan tinggi, lalu saat menulis saya mengandalkan hal itu. Saya mencoba
untuk menjadi seseorang, merasakan sebuah kisah yang diserap dari hati kemudian
saya bayangkan betapa indahnya jika sepasang kekasih melakukan hal yang
demikian (sebuah perhatian sederhana, pelukan hangat dalam sebuah do’a,
bersenandung dalam melodi yang sama, saling menjaga). Mungkin saya ingin
memberitahu bahwa sebenarnya cinta itu sederhana, tentang penantian yang tidak
dipaksakan, tentang menurunkan ego masing-masing sehingga tidak ada
pertengkaran, bukan tentang bunga yang dikirim setiap hari tapi tentang
seberapa besar pengorbananmu untuk bertemu saat rindu itu muncul ke permukaan,
tentang kesetiaan yang dibalut kejujuran, tentang apa adanya dirimu dan
pasanganmu sehingga saling menemukan kekurangan dan kelebihan lalu saling
melengkapi, tentang mempercayai sebuah kata ‘semangat’ yang sebenarnya
sangat berharga, tentang sebuah kesabaran yang dibalut kasih sayang, sampai
tentang sebuah ke-ikhlasan untuk melepas (bukan berjodoh atau karena dipanggil
Tuhan), dan tentang memperjuangkan satu sama lain (bukan hanya kamu yang berlari
dan terjatuh). Intinya, saya hanya ingin pembaca saya tahu bahwa True Love
is beautiful.
Kenapa kamu suka
menulis? Sejak kapan? Lalu kenapa kamu tidak memiliki buku sendiri? Misalnya
mencoba untuk membuat sebuah novel atau cerita nyata dari sebuah kehidupan.
Ø Sejak saya berada di bangku
Sekolah Dasar, saya sudah suka dengan puisi, saya selalu mengisi acara di Hari
Kemerdekaan Indonesia. Meskipun hanya panggung kecil Rt atau Rw. Mama saya yang
mengenalkan tentang apa itu puisi. Lalu, saya pernah diikutsertakan dalam
perlombaan puisi antar kelas tapi sayangnya saya tidak juara karena sebenarnya
saya seorang yang demam panggung dan mudah down saat lawan saya tampil
lebih bagus dibanding saya. Kemudian, saya mencoba untuk membuat puisi sendiri,
walaupun masih dengan kata-kata yang sederhana (ya maklum saya masih SD,
hehe..). Tema puisi saya tidak jauh tentang guru, Ibu, dan Ayah. Puisi
yang pertama kali saya baca adalah karya Chairil Anwar dan Beliau lah
yang telah memberi saya inspirasi untuk tetap menulis. Beliau mati muda tapi
namanya tidak pernah mati, Beliau tetap hidup dengan karyanya yang tidak pernah
usang dimakan jaman.
Ø Saat saya berada di bangku
Madrasah Aliyah, saya bertemu dengan seorang pria (teman satu kelas 10) dia
telah membangkitkan gairah menulis saya up lagi. Diusut-usut, ternyata
dia juga senang menulis fiksi, tulisannya sangat menyentuh hati, gaya bahasanya
yang menjadi ciri khas. Kemudian saat gairah menulis saya naik, saya mencoba
untuk membuat sebuah novel, seiring berjalannya waktu terciptalah kurang lebih
150 lembar dari kertas ukuran A4. Hanya bermodalkan nekat dan semangat
untuk membelikan kado spesial untuk Ayah (kebetulan bertepatan dengan bulan
ulang tahun Ayah) akhirnya saya kirim naskah novel itu ke salah satu penerbit
yang ada di Jogja. Tidak lama menunggu, hanya 2 minggu, penerbit itu
menghubungi saya di jam pulang sekolah saat saya sedang berada di kantin
bersama teman-teman. Saya sangat senang karena telepon itu asalnya dari
penerbit tapi bukan rezeki namanya, mereka meminta maaf karena hasil tulisan
saya belum layak dijual. Saya mencoba untuk tegar namun apa daya pada saat itu
saya hanyalah anak baru remaja yang masih rapuh walau tertiup angin kecil—air mata
itu tak dapat terbendung. 2 orang teman saya berusaha untuk menenangkan dan
memeluk saya dari belakang. Hati saya berbisik, maaf Pap belum bisa ngasih
kado dari uang sendiri. Semenjak saat itu saya mencoba untuk menulis sebuah
novel kembali namun entah apa hati saya belum mau membuat itu. Sampai akhirnya,
saya lebih senang membuat sebuah cerpen atau secarik puisi. Tidak masalah,
hitung-hitung belajar untuk mengolah kata dan memperbanyak kosa kata yang lebih
indah.
Kenapa untuk
kuliah kamu memilih untuk mengambil Bahasa Inggris? Kenapa tidak Sastra
Indonesia?
Ø
Mengambil jurusan Sastra Indonesia adalah cita-cita saya sejak saya
berada di Madrasah Aliyah. Saya sangat yakin bahwa saya akan sangat menikmati
kuliah saya nantinya jika memilih jurusan itu. Kembali lagi pada ridho orang
tua adalah ridho Tuhan, apa pun kata mereka berarti itu insya allah baik
untuk saya ke depannya. Awalnya saya berontak namun semakin saya berfikir bahwa
mungkin mengambil jurusan Bahasa Inggris itu lebih baik untuk saya. Toh, saya
masih bisa menulis dan bisa memperlajari sendiri dari teman-teman saya yang
memiliki hobi sama atau mengambil jurusan Sastra Indonesia. Hal baiknya, saya
harus yakin agar tulisan saya bisa sampai ke luar negeri dengan mengambil
jurusan Bahasa Inggris. Ya, kadang apa yang kamu fikirkan itu baik belum
tentu baik kata Tuhan tapi jika Tuhan sudah mengatakan itu baik untukmu, maka
jalanilah apa yang ada di depan mata dengan sebaik-baiknya, bersyukur dengan
apa yang telah kamu miliki, dan tetaplah tersenyum oleh takdir, maka takdir
akan menuntunmu ke arah yang benar, insya allah.
Kapan biasanya
kamu menulis? Apa kamu punya waktu-waktu khusus?
Ø
Buat saya setiap detik adalah waktu yang tepat untuk menulis. Sebenarnya
ada waktu khusus, seperti nama blog saya ‘Coretan si Pemuja Malam’ jadi
saya lebih suka menulis di malam hari dalam keheningan. Maka dari itu, kata
orang semakin malam semakin bapper atau semakin malam berarti semakin galau,
buat kamu yang suka galau jangan tidur larut ya, hehe.. Saya pernah
menulis di bus menuju Cikampek, dari perjalanan yang hampir 4 jam itu, saya
bisa membuat satu cerpen yang diketik di handphone atau pada saat di
kereta ketika mata saya centil untuk melihat keadaan di luar gerbong,
mungkin sebuah atau 2 buah puisi. Jadi, setiap detik adalah waktu yang tepat untuk
menulis.
Katanya, tulisan
yang kita buat itu adalah cerminan dari pribadi kita? Padahal awalnya saya
sempat enggak percaya kalau kamu yang punya blog Coretan si Pemuja Malam ini,
soalnya gaya berpakaian kamu yang ternyata hanya menjadi tipuan mata. OMG!
Ø
Untuk pertanyaan yang satu ini dari teman saya, respon pertama saya
adalah tertawa puas, hahahahaha.. Iya, penampilan saya memang tidak sefeminin
wanita-wanita di luar sana. Saya lebih senang berpenampilan sederhana dan apa
adanya, sekalipun saya sedang jatuh hati kepada seorang pria. Tulisan yang kita
buat memang bisa jadi cerminan dari dalam diri sendiri, mungkin lebih ke gaya
bahasa apa yang kita pakai. Kadang ada tulisan yang sebenarnya romantis tapi
terlihat kaku atau lebih mendayu-dayu dan terlihat lebih tulus. Ya sebagai
pelajaran saja, bahwa jangan menilai orang hanya dari penampilan luarnya
saja karena kenyamanan dan keistimewaan itu datangnya dari dalam hati, don’t
judge people who you don’t know because its not fair. Bukan hanya tulisan
tapi apa yang kita baca dan dengarkan itu juga termasuk dari cerminan diri
seseorang. Jadi, peka lah terhadap dirimu sendiri dan orang lain.
Kenapa kamu lebih
memilih menulis? Apa alasannya untuk saat ini? Padahal banyak hobi yang bisa
kamu kerjakan, apa lagi yang saya tahu kamu adalah orang yang bisa dibilang
kreatif untuk mengerjakan sesuatu.
Ø Aamiin.. oke pertama saya tidak
bisa berolahraga dengan baik (saya tidak suka karena itu bisa membuat saya
merasa sangat lelah, hehe..). Kemudian, saya bisa masak bahkan katanya masakan
saya enak apa lagi untuk kue dan roti tapi sayangnya saya tidak hobi memasak,
hehe.. Yang ketiga, untuk melakukan kerjaan animasi di komputer, saya adalah
tipe orang yang mudah frustasi jika terlalu lama tidak bisa mengerjakan dan
tidak ada yang membantu saya akan merasa sangat sedih dan membuat kepala saya sakit, wkwk, oops!
Yang keempat, saya suka musik, sempat bisa memainkan gitar di jaman SMP tapi
sayangnya itu tidak berjalan lama karena saya hanya bisa melatih permainan
gitar di luar rumah, sedangkan saya juga jarang berada di luar rumah kecuali
sekolah. Maka dari itu saya lebih memilih untuk menulis. Haha.. kurang puas
dengan jawabannya? Oke lebih lanjut. Seperti yang saya katakan di jawaban
sebelumnya tentang Chairil Anwar, Beliau mati muda tapi karyanya tetap
hidup sampai sekarang. Dari situ saya berfikir bahwa sesuatu hal yang bernyawa
cepat atau lambat akan kembali pada Sang Pencipta. Kita enggak tahu kapan kita
akan kembali pada-Nya. Buat saya, kematian itu berarti akhir dari segalanya
(meskipun nanti ada kehidupan baru) karena saya tidak akan bisa lagi menemani
untuk menghibur teman-teman atau semua orang yang ada di sekeliling saya yang
sedang bersedih, jadi biarlah tulisan saya yang menjadi pengobat lara. Seniman,
biarkan kami mati tapi bukan karya kami. Itu salah satu kalimat dalam
cerpen saya yang berjudul ‘SKETSA’. Kemudian, banyak kata yang tidak bisa
diucapkan oleh lisan, terasa sangat sulit dan kikuk untuk mengutarakan, maka
menulislah sehingga beban dalam hatimu hilang, katakan walau dalam kata yang
tersirat sehingga seseorang itu sadar bahwa dia ada di dalam hatimu.
Apa aku bisa
nulis kaya kamu? Kata-kata aku terlalu biasa aja kayanya. Kalau aku baca
tulisan kamu itu seperti aku lagi terjun ke dalam sebuah kisah itu. Apa kamu
punya tips?
Ø Aamiin.. semua orang bisa menulis
kok, asal mau memulai dan terus belajar. Jangan malas untuk membaca karya orang
lain dan karya favorit kamu. Saya juga masih belajar, masih dapat kritikan dari
pembaca cspm, kalau saya sudah mahir mungkin nama saya sudah terkenal di toko
buku se-Indonesia, hehe.. Tips dari saya, menulislah dari hatimu, kamu menulis
karena kamu mencintai tulisanmu, rasakan dengan tulus setiap perasaan yang
sedang kamu rasakan setaip sedang berhadapan dengan kertas dan pena. Jangan berhenti
untuk menulis karena itu bisa membuat tulisanmu kaku kembali. Terus pelajari
alurnya sehingga kamu bisa memainkan ceritamu seperti ombak di tengah lautan. Buat
outline kalau kamu suka berantakan dalam mengambil keputusan ‘akan
dibawa kemana cerita ini?’ Terus semangat untuk meminta kritikan dan
masukan dari pembaca cerita kamu. Jangan menulis karena uang, toh, kalau
tulisanmu sudah menjadi favorit setiap pembaca maka dengan sendirinya hal itu
akan menjadi daya tarik jual. So, let it flow.
Ok guys! Saya sudah
menjawab dari pertanyaan-pertanyaan di atas ya. Mohon maaf karena hanya
beberapa pertanyaan yang bisa saya post karena sebagian dari pertayaan kalian
bit more privacy of me. Saya sangat menghargai keingin-tahuan kalian yang
selalu menyemangati dan menjadi pembaca setia dari blog Coretan si Pemuja
Malam. Terimakasih untuk segalanya, karena kalian adalah alasan mengapa saya
tetap menulis. Semoga jawaban saya dapat berkenan di hati kalian semua. Saya selalu
menunggu kritik dan saran apa pun untuk membuat tulisan saya semakin lebih
baik. Jangan bosan untuk membaca blog cspm ya dan follow instagramnya @cspm_you
@ersabest . See you!
kaka kalo boleh tanya, siapa sosok pria yang sering kaka ceritain si cerpen / puisi kaka? pacar kah? teman kah? gebetan kah?
BalasHapusBoleh dong.. seperti yang sudah ditulis di atas pasti ada orang spesial, mungkin seseorang yang saya kagumi tapi tidak semua karena cerpen itu adalah fiktif jadi hanya sekedar cerita. Gebetan ya?Saya enggak punya gebetan karena apalah arti dari kata 'gebetan'? Hanya dekat tapi tanpa status? Duh, saya enggak akan tega dan saya pun enggak akan mau dibilang 'gebetan'sama siapa pun:)
Hapus