Kamis, 28 Februari 2013

Sisa Usiaku


Ketika aku hidup ditengah bunga mawar yang menumpuk
Menyentuh satu titik kilauan awan yang melambaikan senyumnya
Masih indah dan tenang
Setenang air yang mengalir dan menetes didedaunan rapuh
Seindah bunga yang menguncup dan merekah
Ditengah peliknya hidup
Hari ini adalah …
Ketika aku menikmati sisa hidupku
Hidupku yang fana, tak berarti
Secercah pengharapan muncul
Saat aku melihat anak – anak dekil
Yang terbaring, menangis
Menadahkan tangannya hanya demi sebutir nasi
Hanya karena seperak uang
Rasa malu ia singkirkan
Cacing – cacing diperutnya menggerogoti ususnya yang rapuh
Mungkin telat untuk menyadari semua ini
Aku bertanya pada diriku :
“Apa sanggup aku bertahan di Ibu Kota seperti mereka?”
Tak kenal terik panas yang menyorot kulitnya
Tak gentar melawan badai
Yang meruntuhkan gedung – gedung tinggi itu
Aku hanya bisa mengulurkan tanganku yang rapuh dan keriput
Masa muda yang tidak akan kunikmati lagi
Hari tua yang kujalani
Dengan sisa hidupku

Surabaya


Deras adzan subuh
Meramaikan mimpiku
Perlahan mata ini terbuka
Sesaat, teringat dia yang tak ada dirumah tua ini
Bahkan, bayangannya pun tak hadir
Tak ada yang menertawakanku
Ketika mata yang tercengang melihat TV
Ayah, terbang ke Surabaya
Bertugas meninggalkan keluarga
Hanya karena sepeser uang
Untuk kami
Seakan berat untuk melepasnya
Disepanjang jalan mengantarkan Ayah
Melambaikan tangan, salam perpisahan
Sepuluh langkah menjauh dari Ayah
Tertunduk, dan membuang air mata
Sebagai pengharapan
Ayah kembali dengan nafasnya
Dengan denyut nadinya
Surabaya, jangan biarkan Ayah tergores
Walaupun hanya setitik
Surabaya, aku titip Ayah disana


Kosong


Aku
Tidak mengikuti jalanmu
Jalanmu yang membunuhku
Tidak berkata sepertimu
Sepertimu yang mengiris semua tentangku
Apa harus aku menangis karnamu?
Haruskah aku bertahan?
Haruskah aku mengikuti jejakmu?
Apa harus aku terhenti disini?
Terkubur dalam relung hampaku
Terserah!
Apa artinya kedekatan?
Apa artinya kasamaan?
Apa artinya keistimewaan?
Apa artinya canda dan tawa jika hanya dunia maya?
Dunia khayal
Dunia yang penuh kebohongan dan angan belaka
Dunia tanpa ekspresi
Coba renungkan sejenak
Sejam, semenit, sedetik
Apa ada kebersamaan?
Apa ada kepastian?
Apa ada kebahagiaan?
Cukup!
Perlahan, dan terus perlahan
Hentikan semua ini
Hentikan!
Hentikan kekosongan ini

Kata Hati


Saat sang fajar baru selesai berdandan
Matahari baru siap untuk menampakkan sinarnya
Hanya terlihat sang surya memberi setitik berkas terangnya
Namun, rintik hujan membasahi rumput yang bergoyang
Awan hitam menutupi serbuk cahaya
Kagaduhan !
Gelegar !
Sahut – menyahut halilintar terang – terangan
Bocah yang meringkuk dibalik meja itu
Tersudut diantara mereka
Diantara ribuan kata yang terlontar bebas
Sampai rahang yang kaku
Urat yang perlahan mulai keluar
Bercucuran peluh yang membasahi bocah itu
Brontak !
Bukan … Bukan aku yang brontak
Tapi hati dan perasaanku yang brontak
Serentak melihat mereka dengan penuh keegoannya
Tanpa hati dan perasaan
Apa perlu aku pergi?
Pergi kedunia luar tanpa beban
Apa harus aku pergi meninggalkan kalian?
Apa artinya sebuah keluarga?
Apa artinya kasih sayang?
Apa artinya kepedulian?
Apa? Jawab!
Hanya ada ketegangan yang terasa
Jangan … Jangan pernah menyalahkan
Jika suatu saat aku berlari tanpa henti
Tanpa henti mencari dunia baru
Seperti nadi yang terputus
Dan terhenti detak jantung
Jangan teruskan semua ini
Kami anakmu yang hanya dapat meratapi kalian
Kami anakmu dengan penuh peluh kekecewaan yang menusuk
Apa harus sampai tulang – tulang berserakan kami muncul?
Apa harus seperti itu?
Aku hancur
Aku hilang
Aku rapuh
Aku terbaring
Hanya beyanganku

Selasa, 12 Februari 2013

Renungkanlah


Kita ngga akan pernah tau perasaan dan keadaan orang lain sebenarnya
Jangankan orang lain, mungkin diri sendiri aja ngga tau dan ngga mengerti
Kadang kita ngga pernah mau tau apa yang lagi terjadi sama yang ada disekeliling kita
Misalnya, teman, sahabat, pacar, keluarga, dan sebagainya
Tapi yang lebih egoisnya kita selalu menyalahkan mereka yang ngga mau menuhi permintaan kita dan marah sama mereka
Coba, sejenak berdiam untuk merenungkan semua itu
Pejamkan mata dan berfikir, begitu besar pengorbanan mereka untuk kita
Disaat kita lagi sakit, disaat kita lagi terpuruk dan benar – benar jatuh, disaat semuanya menghilang dan cuma ada kamu dan seseorang yang setia mengulurkan tangannya untuk kita tarik, seseorang yang memberikan bahunya secara gratis untuk menampung semua beban hidup, seseorang yang suka nanya “kenapa?” disaat kepala ini tertunduk dan tubuh ini terpaku, dan seseorang yang rela mendengarkan segala curahan hati kita
Tapi apa yang udah kita kasih sama mereka?
Cacian, makian, dan mungkin hinaan
Sepatah kata terimakasih pun kadang jarang keluar dari bibir ini
Kemana kita saat mereka terpuruk? Kemana saat mereka butuh sandaran untuk melepas lelah dan penat
Apa pernah kita nanya “kenapa?” sama mereka disaat mereka sedang tertunduk dan tubuh yang terpaku?
Tanpa kita disadari kita terlalu angkuh untuk melakukan semua itu
Kita emang ngga akan pernah tau gimana perasaan dan keadaan mereka yang sebenarnya
Tapi, kita juga harus sadar kalau kita ingin disayang seseorang maka kita dulu lah yang harus sanggup menyayangi orang itu
Jika kita ingin dihargai seseorang maka kita dulu lah yang harus bisa menyayangi orang itu
Dan jika satu kali kita mengeluh maka satu kali pula kita juga akan dikeluhkan orang
Hidup ini perjuangan selama kita masih hidup
Dan pasti kita membuthkan orang lain untuk menemani kita dalam berjuang
Bangkitlah kawan dan tersenyum  apapun masalahmu
Karena kamu ngga sendiri, be your self
Dan pastikan kamu menjadi orang yang lebih baik dari hari ini

Minggu, 03 Februari 2013

for her

sore yang begitu indah. ketika aku merenungkan sesuatu hal yang aku ngga ngerti sama sekali. aku udah membuka lembaran baru yang seharusnya aku nikmati, dan sampai sekarang aku berusaha untuk menikmati semuanya yang udah terjadi sama lingkunganku. teman yang berbeda, orang yang berbeda, lingkungan yang berbeda, dan segala hal yang berbeda. kepribadian banyak orang yang lebih harus aku pelajari lagi. kebetulan aku deket sama 2 orang wanita. mereka asik, simple, cantik, baik banget. tapi punya kepribadian yang menurut aku keterbalikan banget. aku sayang banget sama mereka dan ngga ketinggalan sama temen - temen aku yang lain juga. sebenernya, aku pengen banget dari dulu biarin mereka deket. karena mereka mungkin punya kebiasaan yang sama. sering jalan ngeliat dunia yang luas ini. tapi aku? aku ya aku cuma stay dirumah aja. kadang aku suka ngga enak 1 temen wanita aku itu ngajak jalan tapi akunya ngga bisa padahal sebenernya aku mau banget jalan nemenin dia. sekali waktu aku pernah dibolehin main abis pulang sekolah dan aku jalan sama dia. aku seneng banget. ya walaupun malamnya aku dimarahin sama ayahku. dan sampai keluar air mata. ya aku tau si ayah itu sayang baget sama aku. ya udah lah ngga apa - apa. kalau dibilang deket sama dia si ya deket. dia tuh buat aku baik banget. setiap aku ada keperluan apa aja yang harus dibeli pasti dia nemenin aku. walaupun sampai ujan - ujan padahal dia alergi dingin. kadang aku suka malu sama diri aku sendiri kalo aku cerita yang menurut aku sedih ke dia. karena aku tau, dia pasti lebih perih dari pada aku. kadang aku suka pengen banget ngebantu dia ya walaupun cuma ngedenger curhatan dia aja. dia suka ngurutin aku kalo asam lambungku naik lagi karena itu sakit banget. dia suka meluk aku kalo aku lagi ada masalah dan nangis sampai bajunya basah karena air mataku. dia juga  lho yang ngajarin aku buat blog. kalo ngga ada dia mungkin aku ngga bakal punya blog. sebenernya dia yang secara ngga langsung motivasi aku. dengan semua kehidupannya yang aku tau. dia terlalu tegar buat semua ini. tapi dia terlalu takut buat membiarkan semuanya kaya normal lagi. ya aku tau dan aku ngerti kehilangan itu menyakitkan. mungkin aku aja ngga bisa kaya dia. kalo dia lagi ketawa, senyum dan ngga unmood lega banget rasanya bisa liat dia kaya gitu. tapi kalo dia lagi unmood dan ngga bilang apapun aku suka sedih baget dan selalu nanya sama diri aku sendiri. apa salahku? apa? ayo fikir sa! menyalahkan diri sendiri, ya begitulah aku. dia itu buat aku bukan temen tapi saudara. dan suka ngga ikhlas kalo liat dia disakitin sama siapapun pengen aku tonjok rasanya orang yang jahatin dia. aku akan selalu berusaha jadi temen yang baik buat dia.