Rabu, 01 Februari 2017

Payah!

Hujan melintang di antara awan
Parau menari-nari di tengah badai
Embun membuat mesra di rintikan
Sedang payau bersalut menjadi biru
Lalu diam kepada kantung mata yang menebal
Ini bukan misteri
Mungkin ilusi yang selalu fana
Ketulusan telah menjadi ironi
Sederhana doa berlayar di pelupuk
Saat hanya sujud terdengar merdu
dan syahdu
Waktu tak akan menunggu
Bumi semakin menua
Aku pun semakin payah
Bolehkan?
Bisikkan di telinga satu kalimat
"Aku bangga memilikimu"

1 komentar: