Hujan melintang di antara awan
Parau menari-nari di tengah badai
Embun membuat mesra di rintikan
Sedang payau bersalut menjadi biru
Lalu diam kepada kantung mata yang menebal
Ini bukan misteri
Mungkin ilusi yang selalu fana
Ketulusan telah menjadi ironi
Sederhana doa berlayar di pelupuk
Saat hanya sujud terdengar merdu
dan syahdu
Waktu tak akan menunggu
Bumi semakin menua
Aku pun semakin payah
Bolehkan?
Bisikkan di telinga satu kalimat
"Aku bangga memilikimu"
Puisi adalah sebuah kejujuran tentang kata hati yang sulit untuk diucap oleh lisan. Karena banyak rasa yang sulit untuk diutarakan. Dan kamu adalah alasan mengapa bait-bait ini tercipta. Dan puisi tak akan menyakiti hati.
Rabu, 01 Februari 2017
Payah!
Sanubari
Ada malam yang terang
Ada angin yang hangat
Sendu tak jadi masalah
Ada tatap yang tak ingin berkedip
Dendangan musim semi memantul
Apakah ini bunga tidur?
Wahai baginda, senyummu tersimpan sendiri
Pandangilah langit
Kemarilah dengarkan bisikan
Ada pesan dariku
Meski di balik punggung
Meski di samping bahu
Duhai baginda, kau alasan dunia berbahagia
Kupetik jari, kupeluk bayang
Apakah ini bunga tidur?
Pujianmu bisa jadi gema tawa ini
Tersudut tanpa bergerak
Jangan mendekat!
Jantung sedang berdegup cepat
Ini prosa untukmu
Tentang risau sanubari