Rabu, 01 Februari 2017

Payah!

Hujan melintang di antara awan
Parau menari-nari di tengah badai
Embun membuat mesra di rintikan
Sedang payau bersalut menjadi biru
Lalu diam kepada kantung mata yang menebal
Ini bukan misteri
Mungkin ilusi yang selalu fana
Ketulusan telah menjadi ironi
Sederhana doa berlayar di pelupuk
Saat hanya sujud terdengar merdu
dan syahdu
Waktu tak akan menunggu
Bumi semakin menua
Aku pun semakin payah
Bolehkan?
Bisikkan di telinga satu kalimat
"Aku bangga memilikimu"

Sanubari

Ada malam yang terang
Ada angin yang hangat
Sendu tak jadi masalah
Ada tatap yang tak ingin berkedip
Dendangan musim semi memantul
Apakah ini bunga tidur?
Wahai baginda, senyummu tersimpan sendiri
Pandangilah langit
Kemarilah dengarkan bisikan
Ada pesan dariku
Meski di balik punggung
Meski di samping bahu
Duhai baginda, kau alasan dunia berbahagia
Kupetik jari, kupeluk bayang
Apakah ini bunga tidur?
Pujianmu bisa jadi gema tawa ini
Tersudut tanpa bergerak
Jangan mendekat!
Jantung sedang berdegup cepat
Ini prosa untukmu
Tentang risau sanubari