Kamis, 28 Februari 2013

Sisa Usiaku


Ketika aku hidup ditengah bunga mawar yang menumpuk
Menyentuh satu titik kilauan awan yang melambaikan senyumnya
Masih indah dan tenang
Setenang air yang mengalir dan menetes didedaunan rapuh
Seindah bunga yang menguncup dan merekah
Ditengah peliknya hidup
Hari ini adalah …
Ketika aku menikmati sisa hidupku
Hidupku yang fana, tak berarti
Secercah pengharapan muncul
Saat aku melihat anak – anak dekil
Yang terbaring, menangis
Menadahkan tangannya hanya demi sebutir nasi
Hanya karena seperak uang
Rasa malu ia singkirkan
Cacing – cacing diperutnya menggerogoti ususnya yang rapuh
Mungkin telat untuk menyadari semua ini
Aku bertanya pada diriku :
“Apa sanggup aku bertahan di Ibu Kota seperti mereka?”
Tak kenal terik panas yang menyorot kulitnya
Tak gentar melawan badai
Yang meruntuhkan gedung – gedung tinggi itu
Aku hanya bisa mengulurkan tanganku yang rapuh dan keriput
Masa muda yang tidak akan kunikmati lagi
Hari tua yang kujalani
Dengan sisa hidupku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar