Deras
adzan subuh
Meramaikan
mimpiku
Perlahan
mata ini terbuka
Sesaat,
teringat dia yang tak ada dirumah tua ini
Bahkan,
bayangannya pun tak hadir
Tak
ada yang menertawakanku
Ketika
mata yang tercengang melihat TV
Ayah,
terbang ke Surabaya
Bertugas
meninggalkan keluarga
Hanya
karena sepeser uang
Untuk
kami
Seakan
berat untuk melepasnya
Disepanjang
jalan mengantarkan Ayah
Melambaikan
tangan, salam perpisahan
Sepuluh
langkah menjauh dari Ayah
Tertunduk,
dan membuang air mata
Sebagai
pengharapan
Ayah
kembali dengan nafasnya
Dengan
denyut nadinya
Surabaya,
jangan biarkan Ayah tergores
Walaupun
hanya setitik
Surabaya,
aku titip Ayah disana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar