Minggu, 13 Juli 2014

Ketika Hati Berbicara

Coretan ini adalah isi hatiku yang paling dan sangat terdalam. Bukan cerpen yang biasanya berupa cerita fiktif belaka. Aku, sama sekali belum mengenal apa itu dunia dgn sejuta cinta. Hanya dapat merabanya dengan penuh keikhlasan.
Aku mengagumi seorang laki-laki yang sekarang sedang mencari jati dirinya menjadi seorang pria sejati. Dia adalah orang yang sangat dekat dengan hidup dan duniaku. Dia adalah sahabat kecilku, namanya (XXX). Entah mengapa saat aku berada di dekatnya, rasa aman itu selalu memelukku dengan erat. Aku mengenalnya sudah sangat lama, bahkan ketika aku belum sekolah. Aku merasa bahwa duniaku adalah dia. Namun, apa dayaku? Beranjak remaja persahabatan kami mulai pudar hanya karna omong kosong tak berguna yg mengelilingi telinga. Aku muak dengan semua itu! Aku benci saat saat itu! Aku benci karna aku harus melepasnya pergi dari duniaku. Walaupun aku tau, aku sudah memaksakan hati untuk menyiapkan rasa penyesalan yang teramat dalam, aku tau pasti aku akan kehilangan dia.
Lambat laun, aku mencoba untuk memulai dari awal. Dengan harapan akan berakhir indah. Aku salah, semua itu terasa seakan tak ada gunanya. Seakan sia-sia. Aku benar-benar kehilangan hatinya. Aku benar-benar kehilangan malaikat kecil penjagaku. Aku benar-benar kehilangan seseorang yg selalu menghapus rasa lelah akan kehidupan dengan penuh permasalahan. Dia sudah bersama dunia yg baru. Ya, menuju pendewasaan dan masa depan yg serius, tanpaku.
Ya Tuhan, aku tak mungkin memaksakan kehendak hati sendiri. Lepaskan dia perlahan lahan dari hati dan pikiranku. Satu pertanyaanku, mengapa hati ini selalu setia menantinya di jalan panjang yang basah ini?
Kita, adalah satu napas yang perlahan lahan terpecah menjadi ribuan partikel yang melayang di udara. Lalu terbang entah kemana, tanpa tau arah.
Satu permohonanku. Ya Tuhan, jaga dia dimana pun berada, seperti Engkau selalu menjaga hati ini untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar